Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Memori dan Berpikir dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal

Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Sementara berpikir kita melibat semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami komunikasi intrapersonal “memori dan berpikir”

MEMORI

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memeganng peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berpikir. Mempelajari memori membawa kita pada psikologi kognitif, terutama sekali pada model manusia sebagai pengolah informasi. Robert Craig bahkan memintah ahli komunikasi agar mendalami psikologi kognitif dalam upaya menemukan cara cara baru dalam menganalisa pesan dan pengolahan pesan. Sumbangan paling besar dari psikologi kognitif adalah menyingkap tabir memori.

Lalu, apa apakah memori itu? “memori adalah sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya”.

Memahami Memori dan Berpikir dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal - Apa yang ditangkap oleh indera manusia (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya disimpan dalam memori (ingatan). Memori adalah suatu sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakannya untuk membimbing perilakunya. Salah satu kelebihan manusia adalah pada kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak, dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengingatnya kembali (Mubarok).

Pengertian Memori dan Berpikir dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal_
image source: pexels.com

3 Proses yang Dilewati Memori

a. Perekaman ( disebut encoding)

Adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit syaraf internal.

b. Penyimpanan ( strorage )

Adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif. Secara aktif bila kita menambahkan informasi tambahan, kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri ( inilah desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.

c. Pemanggilan (retrieval)

Dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan.

Jenis-Jenis Memori

a. Pengingatan (Recall)

Adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan
informasi secara verbatim ( kata demi kata ) tanpa petunjuk yang jelas. Misalnya :jika anda ditanya apa jenis ikan laut yang termasuk mamalia? Anda akan menjawab dengan pengingatan yang tersimpan dalam memori.

b. Pengenalan (Recognition)

Atinya agak sukar mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah mengenalnya kembali. Misalnya : Siapa nama Perdana Menteri sekarang? Artinya diberi dua kemungkinan jawaban, jadi menjawab bukan karena pengingatan tetapi pengenalan terhadap Presiden tersebut.

c. Belajar Lagi (Relearning)

Artinya menguasai kembali pelajaran yang sudah diperoleh termasuk pekerjaan memori. Misalnya disuruh menghafal pelajaran yang lalu. Maka orang yang pernah belajar akan mudah mengingatnya dibandingkan dengan orang yang baru mulai belajar.

d. Redintegrasi (Redintegration)

Adalah merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil. Misalnya pada hari raya, kita akan terkenang pada bau, suasana, warna dll, inilah kadang-kadang menyebankan kita sedih atau gembira bila ada kenangan tersebut.

BERPIKIR

Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang disebut di atas yaitu sensasi, persepsi dan memori. Misalnya dalam mengerjakan suatu soal matematika, pertama kita akan menangkap tulisan dan gambar (sensasi), kita membaca dan mencoba memahami apa yang d iminta (persepsi), pada saat membongkar memori untuk memahami apa yang disebut dengan garis lurus, segi empat dan kemungkinan soal yang sama mada masa lalu (memori).

Menurut Petty dan Cacioppo, manusia pada dasarnya berkeinginan untuk selalu memiliki sikap atau pandangan yang benar terhadap semua hal. Menurut mereka walaupun kita tidak selalu mampu untuk menggunakan nalar atau logika secara baik. Namun manusia memiliki kecenderungan untuk selalu serius dalam mencari kebenaran. Masalahnya, setiap hari kita selalu dijejali dengan berbagai macam informasi yang menyerang kita secara bertubi-tubi. Setiap informasi berupaya untuk menarik perhatian kita. Kita terekspos dengan banyak begitu pesan yang selalu berupaya membujuk kita, jika kita tampung semuanya maka otak kita akan mengalami kelebihan beban informasi. Karenanya, agar otak tidak overload kita untuk memilih bersikap selektifterhadap informasi yang diterima dan hanya memberikan perhatian dan mencermati pesan pesan tertentu saja yang kita angap penting.

Tiga macam berpikir

a. Berpikir Deduktif

Adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, yang pertama merupakan pernyataan umum pada hal-hal khusus, dalam logika disebut Silogisme. Contoh : Semua manusia bakal mati. Scrorates manusia, jadi scrorates bakal mati.

b. Berpikir Induktif

Adalah berpikir dimulai dari hal-hal khusus dan mengambil kesimbulan umum dan kita melakukan generalisasi.

Contoh : Saya bertemu dengan Ika, mahasiswa FIKOM. Ia pandai bicara. Saya berjumpa dengan Riko, Yeni, Hamdan, semuanya mahasiswa FIKOM dab pandai bicara. Saya menyimpulkan, mahasiswa FIKOM pandai bicara.

c. Berpikir Evaluatif

Adalah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir eveluatif kita dapat mengungari atau menambag gagasan, kita menilai menurut kriteria tertentu.

Menetapkan Keputusan (Decision Making)

Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan. Karena sebagian dari keputusan itu ada yang menentukan masa depan kita. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda tanda umumnya:
  1. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha dari intelektual.
  2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
  3. Keutusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses pemecahan masalah

Pemecahan masalah dipengaruhi faktor-faktrot situasional dan personal. Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya, pada stimulus yang menimbulkan masalah. Pengaruh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis terhadap proses pemecahan masalah. Contohnya :

Motivasi, Motivasi yang rendah lebih mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas. Anak yang terlalu semangat untuk melihat hadiah ulang tahun, sering tidak dapat membuka pita bingkisan.

Kepercayaan dan sikap yang salah, Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Bila kita percaya kepada kebahagiaan dapat dieroleh dengan kekayaan materi, kita akan mengalami kesulitan nketika kita memecahkan penderitaan batin kita.

Kebiasaan, Kecenderungan untuk memertahankan pola berpikir tertentu, atau misalnya melihat masalah dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, mengahambat pemecahan masalah yang efisien.

Emosi, Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah berpikir betul-betul secara objektif.

Berpikir Kreatif (Creative Thinking).

Apa itu berpikir kreatif?

Berpikir kreatif menurut James C. Coleman dan Coustance L. Hammen, adalah “thinking which produces new methods, new concepts, new understanding, new invations, new work of art.” Pemikiran yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pemahaman baru, invasi baru, pekerjaan baru dari seni. 

Berpikir kreatif harus memenui tiga syarat:
  1. Kreativitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi. Tetapi kebauran saja tidak cukup.
  2. Kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis.
  3. Kreativitas merupakan usaha untuk memertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.

Ketika orang berpikir kreatif, cara berpikir yang digunakan adalah berpikir analogis. Guilford membedakan antara berpikir kreatif dan tak kreatif dengan konsep konvergen dan divergen. Kata Guilford, orang kreatif ditandai dengan cara berpikir divergen. Yakni, mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban. Berpikir konvergen erat kaitannya dengan kecerdasan, sedangkan divergen kreativitas. Berpikir divergen dapat diukur dengan fluency, flexibility, dan originality.

a. Proses Berpikir Kreatif

Para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif :
  1. Orientasi : Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasi.
  2. Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah.
  3. Inkubasi: Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.
  4. Iluminasi: Masa Inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan Aha Erlebnis.
  5. Verifikasi: Tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahan keempat.

b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional. Menurut Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif adalah :
  1. Kemampuan Kognitif : Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
  2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal maupun eksternal.
  3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi. Hal ini menyebabkan orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.

Sekian artikel tentang Memahami Memori dan Berpikir dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal.Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Daftar Pustaka
DRS. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008
Morissan, M.A. Psikologi Komunikasi, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010.

Posting Komentar untuk "Pengertian Memori dan Berpikir dalam Psikologi Komunikasi Intrapersonal"