Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok Beserta Aspeknya

Model atau bentuk komunikasi kelompok mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam kelompok. Di antaranya kelompok tugas, penyadar dan pertemuan. Serta juga model diskusi meja bundar, simposium, kolokium dan prosedur parkementer. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami bentuk bentuk komunikasi kelompok dan aspek-aspeknya.

Komunikasi Kelompok Deskriptif

Para ahli komunikasi kelompok menunjukkan tiga kategori kelompok yang besar, yaitu kelompok tugas, kelompok pertemuan dan kelompok penyadar.

A. Kelompok Tugas (model Fisher) : kelompok melewati empat tahap, yaitu:

1. Orientasi

Berusaha saling mengenal, menangkap perasaan orang lain, mencoba menemukan peranan dan status, tindak komunikasi berupa persetujuan.

2. Konflik

Terjadi peningkatan perbedaan antar anggota, terjadi polarisasi dan kontroversi antar anggota, tindak komunikasi berupa pertidaksetujuan.

3. Pemunculan

Mengurangi tingkat polarisasi dan perbedaan pendapat, sikap anggota yang menentang tidak jelas, tindak komunikasi berupa usulan-usulan yang ambigu.

4. Peneguhan

Anggota mempertaguh konsensus kelompok, mulai memberi komentar, memperkuat keputusan yang diambil kelompok, tindak komunikasi bersifat positif dan melepas ketegangan.

5. Tahap satu, Kebergantungan Pada Otoritas

Jika pada kelompok pertemuan ada pemimpin yang sudah terlatih namun menolak memberi pengarahan, akan muncul pemimpin baru yang bertujuan untuk segera mengambil alih pimpinan(subfase pertama). Namun jika belum tercapai maka akan dimulai dengan membentuk koalisi beberapa anggota untuk menyerang pemimpin sedangkan koalisi lain terbentuk untuk mempertahankan pemimpin (subfase kedua). Terjadi pemberontakan dan akhirnya anggota kelompok “menemukan” bahwa mereka bebas membentuk struktur dan pengalaman mereka yang unik (subfase ketiga)

6. Tahap dua, Kebergantungan Satu Sama Lain

Setelah kelompok menyadari mereka mandiri, mereka segera terpesona satu sama lain. Mereka yakin telah menyelesaikan konflik dan mulai jujur dan terbuka satu sama lain. Namun pada subfase kedua (kekecewaan) dengan usaha sungguh-sungguh untuk menemukan identitas sebenarnya. Kelompok pecah menjadi dua koalisi, koalisi pertama mendukung adanya keterbukaan interpersonal, koalisi lain menentangnya. Inilah periode kehidupan kelompok yang mengalami pertumbuhan diri namun juga periode saat emosi terkuras sampai bisa menimbulkan kerusakan emosional (Jalaluddin Rakhmat, 2008).

Kelompok Pertemuan (model Bennis dan Shepherd)

Orang memasuki kelompok pertemuan untuk mempelajari diri dan persepsi orang lain. Namun kelompok pertemuan tidak hanya untuk pertumbuhan diri tetapi juga bisa mempercepat penghancuran diri. Kelompok Pertemuan ada dua tahap, antara lain

Merupakan kelompok yang terbentuk untuk menentang masyarakat yang sudah lazim. Terbagi menjadi empat tahap, antara lain. Pertama, kesadaran diri akan Identitas Baru.Kedua, Identitas Kelompok melalui Polarisasi. Ketiga, Menegakkan Nilai-nilai Baru Bagi Kelompok

B. Menghubungkan Diri Dengan Kelompok Revolusioner Lain

Kelompok penyadar menjelaskan bagaimana hubungan mereka dengan kelompok tertindas lain yang sedang melancarkan revolusi kebudayaan. Kombinasi cara penggabungan isolasi sosial total dengan ancaman hukuman yang dilakukan kelompok penyadar ternyata sangat efektif menimbulkan perubahan identitas sosial dari anggota-anggota yang berperan dalam diskusi kelompok (Jalaluddin Rakhmat, 2008).

Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok Beserta Aspeknya
image source: pexels.com

Komunikasi Kelompok Preskriptif

Komunikasi kelompok ini dipergunakan untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan atau melahirkan gagasan kreatif. Komunikasi kelompok preskriptif terdiri dari dua kelompok, yakni meliputi format dan sistem agenda.

Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok Beserta Aspeknya - Komunikasi kelompok diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yakni privat dan publik. Dalam privat sendiri terdiri dari kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia, dan konferensi (rapat). Sedangkan kelompok public terdiri dari panel, wawancara terbuka (public interview), forum dan simposium.

Format Diskusi

Kata diskusi berasal dari bahasa latin “ discutio” atau “discucum” yang artimya sama dengan betukar pikiran. Dalam bahasa Inggeris dipergunakan kata “discussion” yang berarti perundingan atau pembicaraan.

Secara istilah diskusi berarti perundingan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah, yaitu ingin memahami suatu masalah , menemukan sebab, dan mencari jalan keluar atau pemecahannya. Dalam pelaksanaannya, diskusi dapat dilakukan oleh dua, tiga orang, namun dapat juga oleh puluhan, bahkan juga ratusan orang.

Pada hakikatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir secara bersama, oleh karena itu diskusi merupakan kegiatan kerja sama atau aktivitas yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu dan harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.

Dalam diskusi selalu diwarnai tanya jawab antar peserta. Hal ini memberi kesempatam seluas-luasnya lepada peserta untuk menyampaikan pendapat, menambahkan contoh dan keterangan, menolak suatu gagasan, memberi saran dan tanggapan, dan partisipasi aktif lainnya. Di pihak lain peserta juga dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalah yang didiskusikan, dengan demikian kesimpulan sebuah diskusi merupalan hasil pemikiran bersama ( Andi Darmawati, 30/04/2014).

Diskusi Meja Bundar

Susunan tampat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebas di antara anggota-anggota kelompoknya. Susunan ini biasanya digunakan untuk diskusi yang sifatnya terbatas. Pada meja bundar terjadi jaringan komunikasi semua saluran. Di antara hubungan anggota yang demokratis.

Susunan meja tersebut memudahkan partisipasi spontan yang lebih demokratis daripada susunan meja segiempat yang lebih terlihat otoritas dan kaku. Meja bundar mengisyaratkan waktu yang tidak terbatas dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Meja bundar juga lebih bersifat informal (Jalaluddin Rakhmat, 2008: 180).

SIMPOSIUM

A. Pengertian

Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.

Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja (Jalaluddin Rakhmat, 2008: 181).

DISKUSI PANEL

B. Pengertian

Diskusi panel adalah format khusus yan ganggota-anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui seorang moderator, di antara mereka sendiri dan para hadirin. Susunan tempat duduk meletakkan peserta diskusi pada meja segi empat yang menghadap khalayakdengan moderator yang duduk di tengah- tengah di antara kedua kelompok yang ikut diskusi (Cragan dan Wright, 1980).

Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.

Kolokium

Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang atau beberapa orang ahli. Kolokium lebih bersifat formal, yang diatur secara ketat oleh moderator, baik dari pertanyaan khalayak maupun jawaban dari sang ahli.. Sang ahli biasanya hanya diizinkan mennjawab pertanyaan, dan tidak boleh bertanya. Di Amerika kolokium digunakan pada perdebatan terbuka di antara para calon presiden di hadapan jutaan pemirsa televisi (Jalaluddin Rakhmat, 208: 183).

Prosedur Parlementer

Adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Para peserta harus mengikuti peraturan tata tertib yang telah ditetapkan secara eksplisit. Hal ini dirancang untuk memenuhi beberapa tujuan pokok, yaitu:
  1. Untuk memaksakan keinginan mayoritas tanpa kekerasan, atau untuk menekan suara minoritas kalau mayoritas mencapai dua pertiga majelis.
  2. Untuk memaksa kelompok mendiskusikan hanya satu persoalan pada satu saat. Ketua mengatur siapa yang bicara dan mengesampingkan anggota yang keluar dari pokok diskusi.
  3. Mengusahakan agar para anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Tata tertib dijalankan yang ketat sehingga siding dapat menemukan siapa yang dapat berbicara, untuk berapa lama, dan berapa kali (Prima,30/04/2014) .
Sekian artikel tentang Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok Beserta Aspeknya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Daftar Pustaka
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Cragan dan Wright, Communications in Small Group Discussion, New York, West Pubhlising Company, 1980.

Posting Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok Beserta Aspeknya"