Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Interpersonal

Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Interpersonal - Komunikasi massa dan komnikasi interpersonal memiliki perbedaan satu sama lain. Baik dari segi umpan balik, maupun dari segi proporsi antara isi dan hubungan. Pada akhirnya akan memengaruhi perilaku komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami dan menganalisa perbedaan komunikasi massa dan interpersonal.

Definisi komunikasi massa menurut beberapa ahli

Bittner (1980:10), komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Gerbner (1967), Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Nuruddin, 2013).

Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Interpersonal_
image source: wordpress.com
baca juga: Pengertian dan Contoh Komunikasi Massa Menurut Para Ahli

Sistem Komunikasi Massa versus Sistem Komunikasi Interpersonal

Secara sederhana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yaitu surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Bila sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal, secara teknis kita dapat menunjukkan 4 tanda pokok dari komunikasi massa. Menurut Elizabeth-Noelle Neuman (1973), komunikasi massa secara teknis menunjukkan empat tanda pokok:
  • Pertama, Bersifat tidak langsung, harus melewati media teknis.
  • Kedua, Bersifat satu arah, tidak ada interaksi antara para komunikan.
  • Ketiga, Bersifat terbuka, ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.
  • Keempat, Mempunyai publik yang tersebar.

Karena perbedaan teknis, sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan komunikasi interpersonal. Ini tampak dalam pengendalian arus informasi, umpan balik, stimuli alat indera, dan proporsi unsur isi dengan hubungan.

Pengendalian Arus Informasi

Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Perbandingan antara pengendalian arus informasi dalam komunikasi massa dan komunikasi interpersonal:

KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Kita tidak dapat mengendalikan arus informasi seperti yang dikehendaki (dikendalikan komunikator) Kita bersama-sama dapat mengendalikan arus informasi seperti yang dikehendaki.
Situasi komunikasi dapat menunjang persuasi yang efektif Situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif
Komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan, reaksi khalayak dijadikan proses untuk komunikasi berikutnya (feedback) Komunikator mudah menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan

Umpan Balik

Umpan balik berasal dari teori sibernetika (Norbet Wiener). Dalam sibernetika, umpan balik adalah keluaran (output) system yang dibalikkan kembali kepada system masukan (input) tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya.

Dalam komunikasi umpan balik diartikan sebagai respon, peneguhan, dan servomekanisme internal. Sebagai Respon, umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya. Dalam pengertian ini umpan balik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Umpan balik sebagai peneguhan, respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon tersebut. sebaliknya, respon yang tidak diperteguh akan dihilangkan. Umpan balik sebagai servomekanisme. Dalam setiap sistem, selalu ada aparat yang memberikan respon pada jalannya sistem. Belajar menimbulkan servomekanisme dalam diri individu. Sikap yang diperoleh melalui belajar, diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang menstabilkan perilaku individu.

Perbedaan umpan balik sistem komunikasi massa dan sistem komunikasi interpersonal:

PEMBEDA KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Sebagai respon Hanyalah zero feedback, berlangsung satu arah Volume tidak terbatas dan lewat berbagai saluran komunikasi
Sebagai peneguhan Delayed feedback (terlambat) Umpan balik cepat
Sebagai servomekanisme Kendala ekonomi, nilai, teknologi, dan organisasi berfungsi sebagai servomekanisme Sikap berfungsi sebagai servomekanisme

Stimuli Alat Indera

Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Sedangkan dalam komunikasi interpersonal, stimuli lewat seluruh alat inderanya. Menurut McLuhan, perkembangan sejarah berdasarkan media massa dibedakan menjadi 3 babak:

  • Babak tribal: lewat semua alat indera.
  • Babak Gutenberg: hanya indera mata yang mendapat stimuli.
  • Babak neotribal: alat-alat elektronik memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indera.

Proporsi Unsur Isi dengan Hubungan

Perbandingan proporsi unsur isi dengan hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi interpersonal.

KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Unsur isi lebih penting Unsur hubungan lebih penting
Pesan berstruktur, dapat disimpan, diklasifikasi, dan didokumentasikan Pesan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan sukar disimpan atau dilihat kembali.

Seperti dijelaskan pada sistem komunikasi interpersonal, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi interpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, unsur istilah sangat penting.

Ketika anda berkomunikasi dengan suami anda, pesan yang anda sampaikan tidak berstruktur, tidak sistematis dan sukar disimpan atau dilihat kembali. Anda tidak pernah mengatakan “marilah kita bagi obrolan hari ini menjadi 4 bab: bab keluarga, bab keuangan, bab tetangga dan bab mertua.” Apa yang sudah dibicarakan juga sukar didengar kembali (kecuali anda merekamnya). Dalam komunikasi interpersonal, yan gmenentukan efektivitas bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi, bukan apanya tetapi bagaimana”.

Sistem komunikasi massa justru menekankan apanya. Berita disusun berdasarkan sistem tertentu dan ditulis dengan menggunakan tanda tanda baca dan pembagian paragraph yang tertib. Pidato radio juga disampaikan dengan urutan yang sistematis, dan acara televise sudah jelas disiarkan sesuai dengan struktur yang ditetapkan. Pesan media juga bisa dilihat dan didengarkan kembali. Bagian bagian yang penting juga bisa diklipping kembali bila diperlukan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak pada Komunikasi Massa

Media masa adalah faktor lingkungan yang dapat mengubah perilaku khalayak, sedangkan khalayak itu sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung atau menerima pesan-pesan yang telah diberikan atau disampaikan dari media massa. Dari sini khalayak akan memilih suatu informasi dari lingkungan yang berbeda pula.

Dalam perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Untuk golongan berdasarkan usia, yakni untuk usia anak-anak dalam menyukai tayangan televisi, mereka lebih menyukai tayangan film-film kartun, seperti Naruto, Avatar, Spongbob Squerpain, Doraemon, Sinchan, Popeyed dan film-film kartun yang lainnya. Dan untuk usia seorang ibu-ibu rumah tangga, mereka lebih condong menyukai tayangan tentang acara memasak atau film-film telenovela yang cenderung menceritakan tentang kisah-kisah percintaan dan kisah-kisah perselingkuhan atau sinetron-sinetron dan untuk usia remaja mereka lebih menyukai tentang tayangan seperti infotaimen-infoteimen.


Untuk golongan sosial yang berdasarkan jenis kelamin, yaitu untuk para perempuan mereka lebih menyukai tayangan-tayangan seperti acara gosip dan sinetron-sinetron. Sedangkan untuk para laki-laki mereka lebih menyukai atau memilih tentang tayangan olahraga, seperti tinju dan sepak bola. Untuk golongan sosial berdasarkan tingkat pendapatan, mereka yang pendapatannya lebih dari standar atau tinggi maka tayangan dalam media TV mereka lebih menyukai tentang acara yang menayangkan ada tempat-tempat perbelanjaan. Dari masing-masing sebagian golongan sosial tersebut apabila masing-masing golongan sosial seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan yang lainnya maka apabila mereka cenderung memilih isi komunikasi yang sama maka bila mereka berkomunikasi maka akan memberi respon dengan cara hampir sama juga.

Konsep Audiens dalam Komunikasi Massa

Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi.

Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton).

McQuail (1987) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut:

1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens dalam bentuk yang paling dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim.

Dalam praktek, penerapan konsep tersebut tidaklah sesederhana itu dan akhirnya menimbulkan pertimbangan yang melebihi soal kuantitatif semata.

Clausse telah menunjukkan beberapa kelemahan untuk membedakan berbagai kadar keikutsertaan dan keterlibatan audiens.

Audiens yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian, semau yang memiliki pesawat televisi adlah audiens televisi adlam artian tertentu.

Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang brbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler, pembeli surat kabar, dan sebagainya.

Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerimaan isi, dan yang terakhir ada bagian lebih kecil yang mengendpkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.

Clausse mengemukakn hal ini dengan mengacu pad serangkaian penyusutan, dari populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian publik potensial bagi suatu pesan, hingga publik efektif yang benar-benar mengikut, sampai dengan publik pesan tertentu, dan akhirnya publik yang benar-benar terpengaruh oleh komunikasi.

2. Audiens sebagai massa
Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “disetir” untuk melakukan suatu tindakan.

Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak konsisten.

Massa tidak memiliki keberadaan/eksistensi yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin.

Menurut Raymond William, tidak ada massa rakyat, yang ada hanya cara pandang orang-orang sebagai massa. Meskipun demikian, hal itu telah cenderung menjadi standar untuk memutuskan audiens, semakin mendekati pengertian massa, telah menyamakan massa dengan audiens bagi media massa.

3. Audiens sebagai publik atau kelompok sosial
Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada media.

Gagasan tetang publik telah dibahas melalui sosiologi dan teori demokrasi liberal. Misalnya gagasan telah didefinisikan oleh Dewey sebagi pengelompokan orang-orang secara politis yang terwujud sebagai unit sosial melalui pengakuan bersama atas masalah bersama yang perlu ditanggulangi. Pengelompokan seperti ini memerlukan berbagai sarana komunikasi bagi pengembangan dan kesinambungannya.

Meskipun demikian, kita dapat melihat adanya bukti tentang eksistensi berbagai bentukan audiens yang berciri publik. Hampir seluruh masyarkat memiliki publik yang mengetahui, yaitu bagian audiens yang paling aktif dalam kehidupan politik dn sosial serta memiliki banyak sumber informasi, khususnya golongan elit, pembentukan opini, dan pers spesialis. Bukti kedua, banyak negara menguasai beberapa pers partai tertentu atau pers yang memang memiliki hubungan politik dengan kelompok pembacanya. Di sini keanggotaan atau pendukung partai tertentu membentuk publik yang juga adlah audiens.

Bukti ketiga, terdapat audiens lokal atau komunitas bagi publikasi yang bersifat lokal. Dalam hal ini audiens cenderung serupa dengan anggota, khususnya anggota yang paling aktif dari komunitas yang ad sebelumnya, yaitu kelompok sosial.

Bukti terakhir, terdapat sangat banyak audiens tertentu yang terbentuk atas dasar isu, minat, atau bidang keahlian yang mungkin memiliki bentuk interaksi lainnya dan bukan sekedar penciptaan pasokan media.

4. Audiens sebagai pasar
Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk media lainnya.

Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui yang merupakan sasaran suatu medium atau pesan.

Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam arti jumlahnya yang besar. Yang perlu diperhatikan adalah soal selera dalam kaitannya dengan produk media yang akanmenjadi minat mereka.

Audiens dipandang memiliki signifikansi rangkap bagi media, sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu. Yang merupakan sumber pendapatan media yang penting.

Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar bagi produk lainnya. Meskipun media komersial perlu memandang audiensnya sebagai pasar dlam arti itu dan adakalanya mencirikan audiens tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi, ada sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara memandang audiens.

Daftar Pustaka

  1. Nuruddin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, RajaGrafindo Persada
  2. Rakhmat, Jalaluddin, 2008, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
  3. McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi 2. Jakarta: Erlangga


Sekian artikel tentang Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Interpersonal

Posting Komentar untuk "Perbedaan Komunikasi Massa dan Komunikasi Interpersonal"