Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah dan Perkembangan Public Speaking Menurut Para Ahli

Sejarah dan Perkembangan Public Speaking Menurut Para Ahli - Semua orang dapat berbicara, tetapi tidak semua orang dapat berbicara dengan lancar dan menarik di depan umum. Apalagi kalau Anda berbicara dan menjadi pusat perhatian dalam suatu acara resmi maupun tidak resmi. Anda harus menyajikan isi dari suatu materi yang akan disajikan atau disampaikan dalam pidato. Cara mengungkapkannya memerlukan teknik-teknik tersendiri dan hal tersebut dapat dipelajari. Oleh karena itu, pelajaran ini lebih banyak memusatkan perhatian “bagaimana” Anda berbicara atau menyampaikan gagasannya, bukan pada “apa” yang Anda katakan.

1. Sejarah Public Speaking

Sebelum ada istilah Public Speaking, maka lahirlah istilah Retorika, sebelum masehi-SM di Yunani, yang artinya “keakhlian berbicara atau berpidato” Dalam perkembangan retorika mengenal tiga bentuk yaitu:
  1. Demi penemuan kebenaran (Socrates, disebut Bapak Retorika)
  2. Demi kekuasaan ataupun kemenangan saja (sesuai dengan filsafat Sophisme)
  3. Sebagai alat persuasi yang banyak menggunakan penemuan-penemuan terakhir bidang ilmu Jiwa dan karenanya mulai menggunakan nama “Scientific rhetoric”

Retorika bertitik tolak pada pemikiran, bahwa manusia dapat menggunakan perasaan atau pendapat yang umumnya benar. Dilihat dari sejarah, manusia mempunyai hasrat dan kebutuhan untuk menyampaikan segala perasaan, pengalaman dan pendapat-pendapatnya kepada sebanyak mungkin orang disamping menceritakan kepada orang tertentu. Dalam penyebaran agama pada abad ke 5, ke Mesir, Babylonia dan Persia, yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai bakat retorika, karena tanpa bakat berbicara pada waktu itu, maka pesan yang akan disampaikan belum tentu dapat diterima dan dimengerti. Sekarang peranan media massa yang membantu penyampaian pesan kepada pendengar, penonton dan pembaca. Kita kenal aliran Sophisme, yang berpendapat, manusia ialah “mahluk yang berpengetahuan dan kemauan” dan masing-masing manusia mempunyai penilaian sendiri mengenai baik buruknya sesuatu, mempunyai nilai-nilai etika sendiri, maka kebenaran suatu pendapat hanya dapat dicapai dengan memenangkan pendapatnya. Hal ini bisa tercapai kalau memiliki keahlian berbicara. Jadi aliran ini mengemukakan kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan bila mencapai kemenangan dalam pembicaraan penganut aliran retorika Sokrates (469-399) dan Georgias, retorika digunakan demi kebenaran, melalui dialog dengan teknik ini kebenaran akan timbul dengan sendirinya.

Plato sebagai seorang pendidik, mengatakan retorika penting sebagai:
  • Metode pendidikan
  • Alat untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan
  • Alat mempengaruhi rakyat

Aristoteles (384-322) mengajarkan dalam retorika orang harus mengatakan dengan:
  • Jelas
  • Singkat dan
  • Meyakinkan.

Pada waktu itu, bagaimana meyakinkan pengadilan, sehubungan dengan pengembalian tanah, milik rakyat yang diambil oleh para Tirani yang berkuasa ketika itu. Kalau tidak mampu untuk menyatakan secara jelas dan lancar, anda termasuk orang gagal mempertahankan milik anda, karena dahulu belum ada “pengacara” yang membantu, mempertahankan milik anda didepan pengadilan. Para ahli menganggap retorika kalau dilihat dari tinjauan komunikasi maka disebut “speech of communication” atau “public speaking” Para ahli menganjurkan pentingnya mempelajari “public speaking”, apalagi anda berada yang bergerak dibidang usaha, serta kehidupan sosial lainnya, bahkan kemampuan anda yang mempelajari dan mengetahui public speaking dapat bertindak pada waktu tertentu untuk memutuskan sesuatu dengan segera dan dapat diterima. Setiap kesempatan secara bertahap bahkan seumur hidup dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara didepan khalayak Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama ialah seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum Masehi.

Mengapa kita berpikir negatif menggunakan kata “retorika”? Seperti yang diungkapkan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya “Retorika Modern” (cetakan keenam, tahun 2000), bahwa kemajuan Negara barat bukan bertumpu pada pengetahuan matematika, fisika atau kimia. Kalau mendalam lagi keingintahuan kita tentang mengapa mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam ilmu-ilmu alam, bukan saja mengenai apa yang mereka pikirkan, tetapi bagaimana kemampuan mereka menyajikannya dengan ucapan yang jelas sehingga hasil presentasinya dapat dipahami khalayak. 

Berabad-abad lalu mereka berpijak pada budaya yang mementingkan pendidikan bahasa, yang berakar pada filsafat yunani dan yang bertumpu pada retorika. Kemudian, ada anggapan negatif menggunakan kata retorika, kita sedang berhadapan dengan seni propaganda, menggunakan kata-kata yang indah dan bagus yang disangsikan kebenarannya. Pengertian sebenarnya “retorika” yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yaknirasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran. Dalam retorika, para pemimpin dapat menaklukkan hati dan jiwa, atau kemampuan mengotak atik otak, sehingga keputusannya dapt diterima oleh karyawan atau audiens. Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istolah retorika mulai digeser speech communication, atau oral communication atau lebih dikenal dengan public speaking.

Sejarah dan Perkembangan Public Speaking Menurut Para Ahli_
image source: www.coursera.org

2. Pengertian Public Speaking

Secara sederhana, public speaking dapat didefinisikan sebagai proses berbicara kepada sekelompok orang dengan tujuan untuk memberi informasi, mempengaruhi (mempersuasi) dan/atau menghibur audiens. Banyak orang menyebut public speaking sebagai “presentasi”. Seperti layaknya semua bentuk komunikasi, berbicara di depan publik memiliki beberapa elemen dasar yang paralel dengan model komunikasi yang dikemukakan oleh Laswell yakni komunikator (pembicara), pesan (isi presentasi), komunikan (pendengar/ audiens), medium, dan efek (dampak presentasi pada audiens). Tujuan berbicara di depan publik bermacam-macam, mulai dari mentransmisikan informasi, memotivasi orang, atau hanya sekedar bercerita. Apapun tujuannya, seorang pembicara yang baik dapat mempengaruhi baik pemikiran maupun perasaan audiensnya. Dewasa ini, public speaking sangat diperlukan dalam berbagai konteks, antara lain dalam kepemimpinan, sebagai motivator, dalam konteks keagamaan, pendidikan, bisnis,customer service, sampai komunikasi massa seperti berbicara di televisi atau untuk pendengar radio.

3. Perkembangan Public Speaking

Retorika adalah seni sekaligus ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dengan tujuan menghasilkan efek persuasif. Selain logika dan tata bahasa, retorika adalah ilmu wacana yang tertua yang dimulai sejak zaman Yunani kuno. Hingga saat ini, retorika adalah bagian sentral dalam pendidikan di dunia Barat. Kemampuan dan keahlian untuk berbicara di depan audiens publik dan untuk mempersuasi audiens untuk melakukan sesuatu melalui seni berbicara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan seorang intelektual (Johnstone, 1995). Retorika sebagai cabang ilmu berkaitan erat dengan penggunaan simbol-simbol dalam interaksi antar manusia.

Dalam sistematisasi retorika Aristoteles, aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos adalah pendekatan moral—menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan audiens. Di abad ke-20, retorika berkembang menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan dengan berkembangnya pengajaran tentang komunikasi publik dan retorika di sekolah-sekolah menengah dan universitas-universitas pertama di Eropa dan kemudian meluas hingga kawasan-kawasan lain di dunia. Harvard, sebagai universitas pertama di Amerika Serikat, misalnya, telah lama memiliki kurikulum mata kuliah dasar sebagai Retorika sebagai salah satu mata kuliahnya (Borchers, 2006). Dengan berkembangnya ilmu komunikasi, pembelajaran retorika lebih meluas lagi. Saat ini, retorika dipelajari dalam ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran, politik, komunikasi, bahkan bahasa (linguistik). Propaganda menjadi fenomena retorika yang sangat menarik. Ketika orang berlomba-lomba mendesain kata-kata untuk mempengaruhi orang lain, itu membuktikan bahwa seni merangkai pesan sangat berpengaruh dalam berkomunikasi.

Tokoh-tokoh retorika mutakhir:
  1. James A. Winans dalam bukunya “public speaking”( 1917) menggunakan spikologi dari Williams James dan E.B Tichener. Sesuai teori James bahwa tindakan ditentukan perhatian, Winans mendefinisikan persuasi sebagai “proses menumbuhkan perhatian. Pentingnya membangkitkan emosi melalui motif- motif psikologi seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah pendiri Speech Communication Association of America (1950).
  2. Charles Henry Woolbert yang juga pendiri Speech Communication Association of America. Psikologi yang memengaruhinya adalah behaviorisme dari John B.Watson. Woolbert memandang Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar utama persuasi. Dalam menyusun persiapan pidato harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Teliti tujuannya, (2) Ketahui khalayak dan situasinya, (3) Tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, (4) Pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya, The Fundamental of Speech.
  3. William Noorwood Brigance. Berbeda dengan Woolbert yang menitikberatkan logika, Brigance menekankan faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat unsur: 1) Rebut perhatian pendengar, 2) Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda, 3) Dasarkanlah pemikiran pada keinginan, dan 4) Kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.
  4. Alan H.Monroe dalam bukunya, Principles and Types of Speech. Pertengahan tahun 20-an Monroe bersama stafnya meneliti proses motivasi. Jasa, Monroe, cara organisasi pesan. Menurut Monroe pesan harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence.

4. Public Speaking sebagai Tool Komunikasi

Mengapa public speaking dianggap sebagai sarana komunikasi? Dalam sarana komunikasi atau sebuah wadah bergulirnya percakapan yang memerlukan umpan balik. Siapa saja yang terlihat atau berada dalam wadah itu? Dalam dunia komunikasi terdiri dari komunikator, pesan dan komunikan. Semua ini akan berfungsi melalui channel atau saluran yang disebut media. Nah, dimana keberadaan “Public Speaking”. Kehadirannya dalam kegiatan komunikasi yang berperan adalah komunikator atau public-speaker. Dalam pelajaran ini, pengetahuan yang akan menjadikan seseorang atau komunikator sebagai pembawa pesan, mempunyai kemampuan untuk menyajikan sebuah gagasan kepada audiens. Dengan demikian, komunikator mengungkapkan ide dan dengan kemauan yang tepat, cepat dan taktis.

Menurut Herbert V. Prochnow mengembangkan kemampuan secara bertahap belajar seumur hidup, tahun demi tahun dan makin lama makin berbobot. Hal ini dapat bersamaan bagaimana memiliki kepercayaan pada diri sendiri. Kegiatan lain yang dapat mendukung kemampuan public speaking, apabila aktif melakukan berbagai kegiatan seperti dalam dunia usaha dan kehidupan sosial lainnya. Dalam dunia usaha ada peluang selalu menghadapi saat-saat terjadinya tuntunan knsumen terhadap hasil produksi, bahkan kerja lembaga atau organisasi selalu mendapatkan sorotan masyarakat. Di sinilah peranan seorang petugas PR untuk menjelaskan apakah melalui selebaran atau news release atau pertemuan-pertemuan dengan wartawan media. Sebagai komunikator melalui media mengungkapkan pikiran, ide dan pendapat pada seluruh pendengar. Pada kesempatan memberikan saran, mengeririk, memberikan suara mewakili organisasinya serta memberikan keputusan, maka teknik “public speaking” sama pentingnya dengan kemampuan berdialog dengan individu-individu secara efektif.

Tapi ada yang beranggapan mempelajari public speaking membuang-buang waktu saja. Karena setiap hari kegiatan kita dilengkapi dengan berbicara. Mungkin pengertian salah itu bersumber pada perkiraan bahwa Anda diharapkan melakukan pidato-pidato resmi atau karena membayangkan pidato para tokoh politik yang terkenal. Orang-orang dilingkungan pergaulan dan usaha Anda banyak mengemukakan ide yang biasa Anda lakukan juga, dalam rapat, konperensi ataupun percakapan setiap hari Ucapan-ucapan mereka yang benar, bukanlah gambaran “public speaking”, tetapi merupakan suatu pengecualian, dari seni berbicara. Banyak orang berpidato, mengesankan di hati. Memang kualitas orang berbeda berbicara dengan baik dan efektif. Pasti Anda pernah berbicara dengan baik dan efektif dalam pembicaraan pribadi, surat ataupun memorandum. Tak ada alasan mengapa Anda tidak dapat melakukan di depan umum. Masalahnya penguasaan teknik yang masih harus Anda pelajari dan kuasai. Kalau berbicara dengan kaku dan memalukan, maka kesempatan untuk mencapai apa yang diharapkan dalam usaha, seni dan pergaulan akan berkurang. Tidak ada bedanya percakapan dengan beberapa orang dengan percakapan di depan umum. Hanya suaralah yang diperkeras dan diperjelas. Dalam percakapan antara teman, kita menjawab pertanyaan mereka, bertanya sesuatu atau menanggapi pendapat mereka. Di depan umum, kiat menggantikkan dengan penampilan sikap kita secara umum, raut wajah kita, anggukan atau gelengan kepala, sebagai tanda perhatian kita pada tanggapan para pendengar. Public Speaking merupakan percakapan biasa yang diperluas daya cakupannya.

Menurut Asosiasi Sekolah Tinggi dan Universitas Amerika, ada satu set inti keterampilan yang diperlukan " keduanya untuk keterlibatan demokrasi global dan untuk penemuan pertumbuhan ekonomi yang dinamis” ( Rhodes , 2010 , hal. 10 ) . Dalam kategori " keterampilan Intelektual dan praktis " berbicara di depan umum terdaftar sebagai salah satu keterampilan inti ini . Hal ini tidak terlalu mengherankan mengingat bahwa keterampilan komunikasi sangat penting untuk pengembangan intelektual, lintasan karir, dan keterlibatan masyarakat. Berbicara di depan umum secara universal berlaku untuk semua jenis jurusan dan pekerjaan dan dipandang oleh pengusaha AS sebagai keterampilan kerja penting bagi pencari kerja ( Rockler - Gladen , 2009; Departemen Tenaga Kerja AS, 2000 ). Mengembangkan keterampilan berbicara akan bermanfaat bagi kehidupan pribadi, profesional, dan masyarakat Anda .

Pribadi
Orang tidak hanya memberikan presentasi di tempat kerja dan di kelas. Pada saat kita dipanggil untuk memberikan pidato dalam kehidupan pribadi kita. Mungkin untuk acara khusus, seperti bersulang di pesta pernikahan. Kita mungkin akan diminta untuk memberikan pidato di pemakaman untuk seorang teman atau orang yang dicintai. Sebagai bagian dari pekerjaan sukarela, seseorang mungkin harus memperkenalkan pembicara tamu di sebuah acara atau sekarang atau menerima penghargaan karena layanan. Mengembangkan keterampilan untuk memberikan jenis pidato dapat membantu kita untuk memenuhi peran penting dalam keluarga dan masyarakat kita. Keuntungan besar lain berbicara di depan umum adalah bahwa hal itu membangun kepercayaan diri. Tidaklah mengherankan bahwa berbicara di depan umum adalah menakutkan, tapi dengan terlibat dalam aktivitas tersebut anda akan membangun kepercayaan diri melalui pengalaman.

Profesional
Penyiar TV, guru, pengacara, dan penghibur harus mampu berbicara dengan baik, tetapi sebagian besar profesi lain membutuhkan atau setidaknya bisa mendapatkan keuntungan dari keahliannya berbicara di depan umum. Hal ini diyakini 70 % dari pekerjaan saat ini melibatkan beberapa bentuk public speaking (Aras, 2012). Dengan pergeseran ekonomi baru-baru dari manufaktur ke layanan karir, kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain telah menjadi penting. Para CEO menyarankan bahwa pemimpin besar harus mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif, mereka harus mampu membujuk, membangun dukungan, bernegosiasi dan berbicara secara efektif di depan umum ( Farrell, 2011). Tapi bahkan sebelum anda memulai karir, anda harus mendapatkan pekerjaan. Keterampilan berbicara yang efektif membuat anda lebih menarik bagi pengusaha , meningkatkan kesempatan anda mendapatkan pekerjaan dan kemudian maju dalam karir anda .

Publik
Belajar tentang berbicara di depan umum akan memungkinkan anda untuk berpartisipasi dalam demokrasi pada tingkat yang paling dasar. Berbicara di depan umum adalah penting dalam menciptakan dan mempertahankan sebuah masyarakat, yang meliputi informasi, peserta aktif. Bahkan jika anda tidak berencana untuk bekerjar, belajar tentang berbicara di depan umum membantu anda untuk mendengarkan dengan lebih cermat dan kritis mengevaluasi pidato lain. Mendengarkan dan berpikir kritis memungkinkan Anda untuk memahami dilema umum, membentuk opini tentang mereka, dan berpartisipasi dalam menyelesaikannya. Kemajuan abad lalu yang melibatkan gerakan-gerakan, hak-hak perempuan dan perlindungan lingkungan adalah hasil dari orang-orang yang memajukan ide-ide baru dan berbicara kepada orang lain untuk membujuk mereka untuk mengadopsi perubahan .

Mengacu pada pendapat De Vito (1994), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih seseorang karena mempelajari Public Speaking. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan keahlian dalam bidang akademik dan karir. Termasuk di dalamnya membantu:
  • Menerangkan konsep-konsep yang kompleks dengan jelas
  • Menenliti berbagai persoalanyang luas
  • Mendukung argumen dengan semua persuasi yang berarti
  • Memahami motivasi manusia dan mampu menggunakan pandangannya dengan persuasi
  • Menghadirkan diri kepada orang lain dengan penuh kepercayaan dan keyakinan diri

2. Memperbaiki kemampuan komunikasi secara umum. Public Speaking akan mengembangkan dan memperbaiki kemampuan komunikasi seseorang secara umum, seperti:
  • Mengembangkan gaya komunikasi yang lebih efektif
  • Meningkatkan konsep diri dan harga diri
  • Menyesuaikan pesan untuk pendengar yang spesifik
  • Menemukan dan menanggapi umpan balik
  • Mengembangkan daya tarik logika dan emosional
  • Mengembangkan dan mengkomunikasikan kecerdasan seseorang
  • Meningkatkan kemampuan untuk menyampaikan kritik yang membangun
  • Memperbaiki ketrampilan mendengarkan
  • Mengorganisasikan penyampaian pesan dengan jelas dan meyakinkan

3. Meningkatkan kemampuan berbicara di depan public. Pembicara bukan dilahirkan, mereka diciptakan. Seseorang dapat menjadi seorang pembicara melalui instruksi, membuka dengan pembicaraan yang berbeda dan pengalaman yang dipelajari sendiri sehingga menjadi lebih mampu, percaya diri dan menjadi pembicara yang efektif, serta memiliki kemampuan dalam mengkritik.

Daftar Pustaka
  1. De Vito, Joseph A. (1994), The Public Speaking Guide. New York: Harper College.
  2. Helena Olli, Public speaking , PT Indeks, Jakarta, 2007
  3. Prochnow, Herbert V (1987), Penuntun menuju sukses dam berpidato, Bandung, CV Pionir

Posting Komentar untuk "Sejarah dan Perkembangan Public Speaking Menurut Para Ahli"